Gurukami sering berpesan, Jangan gagu! Gampang Gumon. Gampang kagum dengan orang lain Biasa aja Jangan mudah kagum, apalagi di akhir zaman seperti sekarang Jangan mudah kagum, apalagi di zaman medsos Walau seorang qori, Walau bacaan qurannya bagus, walau hafal quran, walau sering bilang quran dan sunnah, walau sering bilang manhaj BacaJuga: Sambut Bulan Ramadhan, Komunitas Pemuda Sedulur Pati Siapkan Santunan 1500 Anak Yatim. Untuk itulah, aib seseorang harus ditutup rapat-rapat dan tak boleh disebarkan. Pada momen Bulan Sya'ban ini, juga tidak ada salahnya jika menyampaikan pesan kepada masyarakat agar tidak mengumbar aib seseorang melalui Khutbah Jumat. Baikmasa muda kita atau orang-orang di sekitar kita. Karena kita tahu, bahwa pemuda lah yang akan menjadi nakhoda-nakhoda kehidupan KhutbahPertama Faedah dan Tatacara Menyembelih Kurban. Ma’asyiral muslimin, hari ini kita bergembira dan di hari ini pula kita berbahagia dan bersyukur kepada Allah ‘Azza wa Jalla yang telah menyampaikan kita kepada 10 hari yang paling afdhal di antara hari-hari di dunia ini. 10 hari yang pertama di bulan Dzulhijjah, yang dikatakan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam: Kabartentang kondisi jenazah pemuda yang memiliki kuniyah Abu Hamzah beredar di kalangan penduduk Gaza. Para khatib juga menjadikannya sebagai bahan khutbah Jumat mereka atas tanda-tanda keajaiban perang Gaza. Cerita Saatakhir zaman ini, atau yang sering dibilang zaman modern, sangat banyak bahaya yang mengintai kita. Rasullah saw. dalam banyak hadits tentang fitnah (ujian) akhir zaman Nabi saw memberitahukan kepada umatnya, tentang fitnah itu, tetapi juga memberitahukan solusinya. Apa yang dapat kita lakukan di zaman yang penuh dengan fitnah . - Khutbah Jumat singkat pekan ini mengambil tema yang berkaitan dengan Sumpah Pemuda, yakni menjadi generasi muda Islami yang warahmatullaahi wabarakatuh..إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَامَنْ يَهْدِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُيَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأََرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا, أَمَّا بَعْدُ Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah mempertemukan kita kembali dalam majelis khotbah dan salat Jumat pada hari ini. Salawat dan salam tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad salallaahu 'alaihi wasallam, keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang yang mengikuti mereka dalam kebaikan iman Jumat Singkat Sumpah Pemuda Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,Hari ini Jumat, 28 Oktober 2022 bertepatan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda yang ikrarnya dicetuskan pada tahun 1928 Pemuda seperti yang kita semua tahu, mempunyai dampak yang besar bagi negeri tercinta Pemuda mendorong bangsa Indonesia menjadi salah satu negara di dunia yang lepas dari penjajahan. Sumpah Pemuda merupakan babak baru bagi perjuangan bangsa Indonesia dari perjuangan yang bersifat lokal/kedaerahan menjadi perjuangan yang bersifat masa itu, para pemuda-pemudi Indonesia menyadari bahwa perjuangan yang bersifat kedaerahan adalah sia-sia. Mereka juga sadar bahwa hanya dengan persatuan dan kesatuan, cita-cita kemerdekaan RI dapat diraih. Oleh sebab itu, pada 28 Oktober 1928 atau 94 tahun yang lalu, perkumpulan pemuda-pemudi Indonesia mengadakan Kongres Pemuda II di Batavia sekarang namanya Jakarta untuk mencapai satu tujuan, yakni menyatukan misi dan visi demi menyongsong cita-cita pertemuan itu, tentu saja mereka harus mengesampingkan ego masing-masing agar tercipta satu Tanah Air, satu bangsa dan satu bahasa untuk kaum muslimin jamaah Jumat rahimakumullah, Tak hanya ego, akhlak mulia juga perlu dikedepankan agar negara ini selalu dalam suasana aman dan tentram. Kita sebagai generasi Islami juga harus memiliki akhlak yang antara akhlak-akhlak yang mulia adalah berbuat baik kepada orang lain, menghindari sesuatu yang bisa menyakiti orang lain, dan menahan diri ketika kita SAW bersabda“Orang mukmin yang paling sempurna adalah yang paling baik akhlaknya.” HR. Abu DawudMengenai akhlak mulia ini, dalam Al-Qur'an surah Al-Hujurat ayat 13 disebutkan orang yang paling mulia adalah ia yang paling SWT berfirmanيٰۤاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقۡنٰكُمۡ مِّنۡ ذَكَرٍ وَّاُنۡثٰى وَجَعَلۡنٰكُمۡ شُعُوۡبًا وَّقَبَآٮِٕلَ لِتَعَارَفُوۡا‌ ؕ اِنَّ اَكۡرَمَكُمۡ عِنۡدَ اللّٰهِ اَ تۡقٰٮكُمۡ‌ ؕ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيۡمٌ خَبِيۡرٌYaaa ayyuhan naasu innaa khalaqnaakum min zakarinw wa unsaa wa ja'alnaakum shu'uubanw wa qabaaa'ila lita'aarafuu inna akramakum 'indal laahi atqookum innal laaha 'Aliimun khabiirArtinya "Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti." QS. Al-Hujurat [18] 13Ayat ini menjelaskan bahwa Allah SWT telah menciptakan manusia dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, berasal dari keturunan yang sama, yakni Adam dan Hawa. Di mata Allah, semua manusia sama saja derajat kemanusiaannya, tidak ada perbedaan antara satu suku dengan suku lainnya. Allah menjadikan manusia berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar mereka saling mengenal, dan tujuannya akan saling membantu satu sama lain, bukan saling mengolok-olok dan saling memusuhi antara satu kelompok dengan lainnya. Allah tidak menyukai orang yang memperlihatkan kesombongan dengan keturunan, kekayaan atau kepangkatan karena sungguh yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Karena itu, kita sebagai manusia biasa berusahalah untuk meningkatkan ketakwaan agar menjadi orang yang mulia di sisi Allah, yang artinya akhlak mulia juga harus bisa senantiasa kita miliki dan kita jaga. Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu, baik yang lahir maupun yang tersembunyi, Mahateliti sehingga tidak satu pun gerak-gerik dan perbuatan manusia yang luput dari jamaah Jumat rahimakumullah,Kebiasaan manusia memandang kemuliaan itu selalu ada sangkut-pautnya dengan kebangsaan dan kekayaan. Padahal menurut pandangan Allah, orang yang paling mulia itu adalah orang yang paling takwa sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu hibban dan at-Tirmidhi dari Ibnu 'Umar bahwa ia berkataRasulullah SAW pernah melakukan tawaf di atas untanya yang telinganya tidak sempurna terputus sebagian pada hari Fath Makkah atau hari pembebasan Mekkah. Lalu Baginda Rasulullah menyentuh tiang Kakbah dengan tongkat yang bengkok ujungnya. Beliau tidak mendapatkan tempat untuk menderumkan atau menurunkan untanya di masjid sehingga unta itu dibawa keluar menuju lembah lalu menderumkannya di sana. Kemudian Rasulullah memuji Allah dan mengagungkan-Nya, sembari berkata, "Wahai manusia, sesungguhnya Allah telah menghilangkan pada kalian keburukan perilaku Jahiliah. Wahai manusia, sesungguhnya manusia itu ada dua macam orang yang berbuat kebajikan, bertakwa, dan mulia di sisi Tuhannya. Dan orang yang durhaka, celaka, dan hina di sisi Tuhannya". Selanjutnya Rasulullah membaca ayat ya ayyuhan-nas inna khalaqnakum min dhakarin wa untsa, Beliau membaca sampai akhir ayat, lalu berkata, "Inilah yang aku katakan, dan aku memohon ampun kepada Allah untukku dan untuk kalian. Riwayat Ibnu hibban dan at-Tirmidhi dari Ibnu 'Umar.Masya Allah, Rasulullah yang paling mulia akhlaknya, tinggi derajatnya dan dijamin masuk surga oleh Allah saja selalu memohon ampun atas perbuatannya dan masih rendah hati atas apa-apa yang yang sepatutnya menjadi contoh bagi kita semua untuk mau selalu berperilaku rendah hati dan menjaga akhlak demi ketakwaan kita kepada Allah jamaah Jumat yang senantiasa dirahmati Allah,Demikianlah khotbah Jumat kali ini, semoga apa yang disampaikan kali ini dapat menjadi makrifat dan kita semua senantiasa bisa terus menjaga akhlak mulia seperti yang dicontohkan Rasulullah para generasi Islam, mari terus kokohkan persatuan Indonesia demi meneruskan cita-cita perjuangan para pahlawan negeri taufik walhidayah, wassalamu'alaikum warahmatullaahi juga Khutbah Jumat Singkat Pekan Ini Menjadi Orangtua Teladan bagi Anak Makna Sumpah Pemuda Sejarah, Isi, Arti Tanggal 28 Oktober 1928 Sejarah, Semangat dan Komitmen Sumpah Pemuda di Masa Kini - Pendidikan Penulis Dhita KoesnoEditor Addi M Idhom Khutbah Jumat NU Cilacap Online kali ini tentang Pemuda Adalah Generasi Penerus KIta; bagaimana sikap kita dalam membimbing pemuda menghadapi dan menyongsong masa depan; sebagaimana Rasulullah Muhammad SAW juga perhatian percaya akan kemampuan ingin melihat suatu negara di masa depan, maka lihatlah pemuda nya hari ini; demikian kata Yusuf Al-Qardhawi seorang ulama besar Mesir tentang pemuda selalu menarik dalam berbagai kesempatan; dan memang layak menjadi materi teks khutbah Iأَلْحَمْدُ للهِ قَاصِمِ الْجَبَابِرَةِ قَهْرَا وَ كَاسِرِ الْأَكَاسِرَةِ كَسْرًا فَسُبْحَانَهُ مِنْ إِلهٍ عَلِيٍّ بِذَاتِهِ فَوْقَ جَمِيْعِ مَخْلُوْقَاتِهِ مَعَ عُلُوِّهِ قَدْرًا وَ قَهْرًا وَتَقَدَّسَ مِنْ مُتَفَضِّلٍ بَسَطَ إِنْعَامُهُ بَرًّا وَ بَحْرًا أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ عَلَى نِعَمٍ لَمْ تَزَلْ تَتْرًا وَأَشْكُرُهُ عَلَى مِنَنٍ تَرْجِعُ الْأَلْسُنُ عَنْ عَدِّهَا حَسْرَى أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لا شَرِيك لَه، ذُو اْلجَلالِ وَالإكْرام، وَأَشْهَدُ أَنّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسولُه، اللّهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى الِه وَأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الدِّين،أما بعد فَيَايُّهَا الإِخْوَان، اُوْصِيْنِيْ نَفْسِىْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمْ نَّحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ نَبَأَهُم بِٱلْحَقِّ ۚ إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ ءَامَنُوا۟ بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَٰهُمْ هُدًىMa’âsyiral muslimîn rahimakumullâhSalah satu asset penting dalam suatu bangsa adalah pemuda. Pemuda bukan hanya sekedar untuk regenerasi, penerus keturunan. Namun lebih dari itu, pemuda adalah bibit-bibit yang akan meneruskan sebuah peradaban hingga datangnya akhir zaman. Khutbah Jumat tentang pemuda sengaja kami sampaikan dalam kesempatan tidak boleh membiarkan keberadaan pemuda begitu saja. Kita harus senantiasa dengan sabar memberikan masukan, wawasan-wawasan dan nasehat nasehat kehidupan; agar pemuda kita memiliki semangat untuk berjuang, semangat untuk belajar, semangat untuk berkarya. Dan mereka memiliki keinginan untuk memajukan agama dan bangsanya. Pemuda harus selalu menyadari bahwa merekalah yang akan meneruskan sebuah perjuangan-perjuangan Islam yang dinamis dan berubah dengan begitu cepat bukan menjadi alasan untuk mundur, akan tetapi menjadi sebuah tantangan untuk bangkit mendalami agamanya serta mendalami berbagai ilmu pengetahuan untuk bekal di masa depan pemuda muslimîn rahimakumullâhPara pemuda yang kita lihat kadang menunjukkan sedikit kenakalan dan perilaku yang kurang baik, namun mereka juga memiliki banyak kebaikan-kebaikan yang bisa kita kembangakan. Pemuda memiliki semangat pantang menyerah yang tinggi demi mewujudkan segala keinginan dan cita-citanya. Selain masih memiliki daya tubuh yang fit dan sehat, akal mereka masih sangat jernih, yang bisa pelan-pelan kita arahkan untuk memikirkan masa depan bangsa dan SAW sangat perhatian dan percaya akan kemampuan pemuda, sebagaimana tergambar ketika kaum muslimin menghadapi pasukan Romawi di wilayah Syam. Saat itu Usamah bin Zaid yang baru berusia 18 tahun. Nabi Muhammad mengangkatnya sebagai pemimpin pasukan kaum muslimin meski pada saat itu ada sahabat yang lebih tua dan mumpuni daripada Usamah; seperti Abu Bakar, Umar bin Khatthab dan SAW memuji pemuda, sebagaimana diriwayatkan dalam Musnad Ahmad No. أحمد ١٦٧٣١ حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا ابْنُ لَهِيعَةَ عَنْ أَبِي عُشَّانَةَ عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ قَالَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ لَيَعْجَبُ مِنْ الشَّابِّ لَيْسَتْ لَهُ صَبْوَةٌMusnad Ahmad 16731 Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa’id telah menceritakan kepada kami Ibnu Lahi’ah dari Abu Usyanah dari Uqbah bin Amir ia berkata; Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda “Sesungguhnya Allah azza wajalla benar-benar ta’ajub terhadap seorang pemuda yang tidak memiliki Shabwah.” Shabwah adalah kecondongan untuk menyimpang dari muslimîn rahimakumullâhYusuf Al-Qardhawi seorang ulama besar Mesir kontemporer berkata, “Apabila ingin melihat suatu negara di masa depan, maka lihatlah pemuda nya hari ini”. Hal ini menunjukkan bahwa generasi muda memiliki peranan besar dan penting bagi suatu pentingnya peran pemuda, sehingga harus kita perhatikan bersama mengenai tumbuh kembang dan pergerakan pemuda di lingkungan kita; agar supaya mereka tidak terjerumus pada hal-hal yang mendatangkan Juga Hukum, Syarat, Rukun, Sunah Khutbah Jumat dan Adab KhatibAl-Qur’an telah memberikan petunjuk mengenai sikap keteladanan orang tua dalam mendidik anak-anaknya melalui penggambaran keluarga Luqman; sebagaimana firman Allah SWT dalam Qs. Lukman ayat 16-18 berikut iniيَٰبُنَىَّ إِنَّهَآ إِن تَكُ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِّنْ خَرْدَلٍ فَتَكُن فِى صَخْرَةٍ أَوْ فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ أَوْ فِى ٱلْأَرْضِ يَأْتِ بِهَا ٱللَّهُ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ لَطِيفٌ خَبِيرٌLuqman berkata “Hai anakku, sesungguhnya jika ada sesuatu perbuatan seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi; niscaya Allah akan mendatangkannya membalasinya. Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha أَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ وَأْمُرْ بِٱلْمَعْرُوفِ وَٱنْهَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ وَٱصْبِرْ عَلَىٰ مَآ أَصَابَكَ ۖ إِنَّ ذَٰلِكَ مِنْ عَزْمِ ٱلْأُمُورِHai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah manusia mengerjakan yang baik dan cegahlah mereka dari perbuatan yang mungkar; dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan oleh Allah.وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِى ٱلْأَرْضِ مَرَحًا ۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍDan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia karena sombong dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Luqman yang al-Qur’an gambarkan sebagai sosok pribadi seorang ayah yang bijaksana merupakan cermin pendidkan bagi orang tua dalam mendidik putra-putranya. Dalam wasiat-wasiat tersebut mengandung hakikat-hakikat pendidikan anak yang mendasar, dengan arah tujuan yang kisah arif Luqman dalam al-Qur’an tersebut, jika dikaitkan dengan kehidupan pemuda dalam bermasyarakat. Maka tidak lepas dari didikan orang-orang yang telah lebih dahulu muda yaitu para sesepuh atau orang tua sendiri. Hubungan diantara keduanya harus ada kolaborasi tentang bagaimana memikirkan masa muslimîn rahimakumullâhDemikian Khutbah Jumat Pemuda sebagai generasi penerus kita yang singkat ini. Semoga kita dapat Bersama-sama membersamai para pemuda dalam menghadapi dan menyongsong masa depan mereka. Sehingga mereka menjadi pemuda kebanggaan agama dan bangsanya Amiin Yaa Robbal’ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ فِى اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، اِنَّهُ هُوَ الْبَرُّ الرَّؤُوْفُ الرَّحِيْمُ. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ، وَالْعَصْرِ اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِىْ خُسْرٍ اِلاَّ الَّذِيْنَ آمَنُوْا وَعَمِلُوْ الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَKhutbah II اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمً. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِي الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ. اَللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُTeks dan naskah Khutbah Jumat Pemuda Adalah Generasi Penerus Kita ditulis oleh Saeful Nur Hidayat, Pengurus Cabang LDNU Cilacap [Tim Redaksi NU Cilacap Online] Momentum khutbah Jumat adalah saat penting mengingatkan umat tentang pesan-pesan takwa kepada Allah, karena ketakwaan menjadi parameter utama untuk mengukur tingkat kemuliaan manusia. Istiqamah adalah kunci agar semangat bertakwa senantiasa tertanam dalam diri hingga akhir hayat. Materi khutbah Jumat kali ini mengingatkan kembali bahwa zaman senantiasa bergerak secara dinamis. Banyak perubahan yang terjadi, baik secara teknologi, sosial-budaya, maupun tata kehidupan ekonomi dan politik. Namun, satu hal yang penting diperhatikan mustami penyimak khutbah Jumat tetap di garis ketaatan kepada Allah subhanahu wata’ala. Komitmen inilah yang kita kenal dengan “istiqamah”. Berikut contoh teks khutbah Jumat tentang "Zaman Berubah, Tetaplah Istiqamah!". Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini pada tampilan dekstop. Semoga bermanfaat! Redaksi Khutbah I اَلْحَمْدُ للهِ الْمَوْجُوْدِ أَزَلًا وَأَبَدًا بِلَا مَكَانٍ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ الْأَتَمَّانِ الْأَكْمَلَانِ، عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ، أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْقَدِيْرِ الْقَائِلِ فِيْ مُحْكَمِ كِتَابِهِ إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ فصلت ٣٠ Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Dari atas mimbar khatib berwasiat kepada kita semua, terutama kepada diri khatib pribadi, untuk senantiasa berusaha meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan cara melaksanakan semua kewajiban dan menjauhkan diri dari seluruh yang diharamkan. Kaum Muslimin rahimakumullah, Istiqamah adalah luzum tha’atillah konsisten dalam ketaatan dan kepatuhan kepada Allah ta’ala. Orang yang istiqamah adalah orang yang senantiasa konsisten taat kepada Allah, melaksanakan segenap kewajiban dan meninggalkan berbagai perkara haram. Orang yang berhasil istiqamah dalam kataatan kepada Allah, maka surga-lah tempatnya di akhirat. Allah ta’ala berfirman إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ فصلت ٣٠ Maknanya “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, Tuhan kami ialah Allah’, kemudian mereka istiqamah, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan, Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih, dan gembirakanlah mereka dengan surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu’,” QS Fushshilat 30. Firman Allah “Kemudian mereka istiqamah” dalam ayat tersebut, menurut Sahabat Abu Bakar bermakna, “Mereka tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apa pun.” Menurut Ibnu Abbas, “Mereka konsisten dalam melaksanakan kewajiban.” Sementara kata Qatadah, “Istiqamah dalam ketaatan kepada Allah.” Allah juga memerintahkan Nabi-Nya untuk Istiqamah فَلِذَلِكَ فَادْعُ وَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ الشورى ١٥ Maknanya “Maka karena itu serulah mereka kepada agama ini dan istiqamahlah sebagaimana diperintahkan kepadamu dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka" QS asy-Syura 15 Salah seorang sahabat pernah berkata kepada Nabi, “Wahai Rasulullah, katakan kepadaku tentang Islam sebuah perkataan sehingga aku tidak perlu bertanya lagi kepada siapa pun setelahnya.” Rasulullah menjawab قُلْ آمَنْتُ بِاللهِ ثُمَّ اسْتَقِمْ رواه مسلم Maknanya “Katakanlah aku beriman kepada Allah, kemudian istiqamahlah” HR Muslim Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Istiqamah adalah salah satu tonggak yang sangat penting bagi sebuah bangsa atau umat agar bisa berjaya, menempati posisi yang mulia dan memimpin lajunya peradaban dunia. Suatu umat atau sebuah bangsa yang kehilangan permata istiqamah ini akan kehilangan arah dan mudah dikalahkan oleh musuh-musuhnya. Karena dengan hilangnya istiqamah, moral akan rusak, perbuatan keji dan hina akan menyebar, kerusakan akan merajalela, kekacauan akan merata dan umat akan dihantui oleh rasa hasud, dengki dan permusuhan. Sebaliknya istiqamah akan memberikan buah yang manis di tengah-tengah umat yang berpegang teguh dengannya. Seorang warga atau individu yang istiqamah akan hidup tenang, damai, taat dan tunduk kepada Allah, tidak menyakiti orang lain, bersabar ketika disakiti orang lain, selalu berperan serta dalam melakukan perbaikan-perbaikan di tengah masyarakat dan membimbing orang yang tersesat ke jalan yang benar. Jamaah Shalat Jum’at yang berbahagia, Jadi istiqamah adalah suatu keniscayaan bagi setiap individu dari sebuah umat atau bangsa, lebih-lebih para pemimpin. Pemimpin dalam skala besar ataupun kecil. Pemimpin dalam lingkup yang luas ataupun unit yang paling kecil. Mulai dari pemimpin suatu negara, pemimpin daerah, pemimpin perusahaan, sampai kepala rumah tangga. Imam Rifa’i pernah menyatakan اِسْتَقِمْ بِنَفْسِكَ يَسْتَقِمْ بِهَا غَيْرُكَ، كَيْفَ يَكُوْنُ الظِّلُّ مُسْتَقِيْمًا وَالْعُوْدُ أَعْوَجُ “Istiqamahkan dirimu maka orang lain akan menjadi istiqamah karenamu, bagaimana mungkin bayangan sebuah benda akan lurus jika bendanya bengkok?” Oleh karenanya sebuah komunitas, perkumpulan atau institusi apa pun yang berharap baik dan merindukan kesuksesan dan kejayaan haruslah dimulai dari istiqamah pemimpinnya. Jika pemimpin dan yang dipimpin istiqamah, guru dan murid istiqamah, suami dan istri istiqamah, direktur dan karyawan istiqamah, pejabat dan rakyat istiqamah dan seluruh lapisan masyarakat di semua bidang dan lini senantiasa istiqamah, maka kebaikan dan kesalehan akan merata di tengah masyarakat kita. Saudara-saudaraku seiman rahimakumullah, Marilah kita selalu istiqamah di jalan Allah meski zaman berubah, walaupun tahun telah berganti. Kita manfaatkan masa-masa hidup yang sementara ini untuk taat kepada Allah. Kehidupan kita di dunia ini adalah nikmat yang harus disyukuri dengan berupaya meraih kebaikan dunia dan akhirat. Kita diberi amanah berupa nikmat waktu, agar kita beramal tanpa ditunda-tunda lagi, tanpa kebingungan dan kehilangan arah. Hari-hari kita hidup di dunia, itulah umur kita. Orang yang tidak memanfaatkan umurnya maka umur itu yang akan melindasnya tanpa ia bisa meraih apa pun dari kehidupan yang fana ini. Al-Hasan al-Bashri pernah mengatakan ابْنَ آدَمَ، إِنَّمَا أَنْتَ أَيَّامٌ، كُلَّمَا ذَهَبَ يَوْمٌ، ذَهَبَ بَعْضُكَ “Wahai manusia, engkau tidak lain adalah hari-hari yang terus berjalan, setiap lewat suatu hari maka sebagian dari dirimu telah hilang dan lenyap.” Bahkan al-Khalil bin Ahmad al-Farahidi sangat menyayangkan waktu yang berlalu begitu saja hanya untuk makan. Ia mengatakan “Waktu yang sangat aku sayangkan pergi begitu saja adalah saat aku makan.” Kita mungkin tidak bisa mencapai tingkatan beliau. Tapi setidaknya apa yang beliau sampaikan menjadi cambuk bagi kita untuk selalu memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Marilah kita terus istiqamah. Kita rawat dan jaga keimanan kita dari hal-hal yang merusak dan memutuskannya. Kita konsisten dalam taat kepada Allah. Ketaatan kepada Allah adalah cahaya di alam kubur, penyelamat di atas jembatan shirath di hari kemudian dan keberuntungan di hari kebangkitan. Marilah kita berdoa di hari yang penuh barakah ini. Mudah-mudahan kita dianugerahi kemampuan oleh Allah untuk istiqamah, melakukan semua jenis kebaikan dan menjauhi segenap dosa dan kemaksiatan di sepanjang kehidupan. Sehingga kita menjadi insan-insan yang saleh dan layak menjadi pilar-pilar masyarakat madani yang kita cita-citakan. Marilah kita berdoa dengan doa Imam al-Hasan al-Bashri اللهم أَنْتَ رَبُّنَا فَارْزُقْنَا الْاسْتِقَامَةَ “Ya Allah, Engkau adalah Tuhan kami, maka karuniakanlah kepada kami istiqamah di jalan-Mu.” Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Demikian khutbah singkat pada siang hari yang penuh keberkahan ini. Semoga bermanfaat dan membawa barakah bagi kita semua. Amin. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ. Khutbah II اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ Ustadz Nur Rohmad, Pemateri/Peneliti di Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur dan Ketua Bidang Peribadatan & Hukum, Pengurus Daerah Dewan Masjid Indonesia Kab. Mojokerto Baca naskah khutbah Jumat lainnya Khutbah Jumat Tiga Kunci Utama Pintu Surga Khutbah Jumat Mewaspadai Virus Takabur Khutbah Jumat Musibah, Muhasabah, dan Mahabbah Semoga kita bisa mengambil pelajaran dari Khutbah Idul Fitri kali ini untuk menyemangati para pemuda supaya menjadi lebih pemberani dalam membela Islam. Khutbah Pertama Alhamdulillah hamdan katsiron thoyyiban mubaarokan fiih kamaa yuhibbu robbuna wa yardho. Asy-hadu alla ilaha illallah wahdahu laa syarika laah wa asy-hadu anna Muhammadan abduhu wa rasuuluh. Allahumma sholli ala Muhammad wa ala aalihi wa man taabi’ahum bi ihsaanin ilaa yaumid diin. Yaa ayyuhal ladziina aamanut taqullaha haqqo tuqootihi wa laa tamuutunna illa wa antum muslimin Allahommanfa’anaa bi maa allamtanaa wa alimnaa maa yanfa’unaa wa zidnaa ilmaa Amma ba’du … Alhamdulillah, segala puji bagi Allah. Detik ini kita telah berada di hari yang fithri, hari tidak berpuasa, setelah sebulan penuh kita menjalankan ibadah shiyam. Kita saat ini telah berada di hari kegembiraan. Kita bangga dengan puasa kita di saat kita berbuka dan berbangga pula dengan bekal puasa di hadapan Allah kelak. اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ Kumandang takbir pun sebagai penyempurna ibadah shiyam yang kita jalani selama sebulan penuh. Allah Ta’alaberfirman, وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ “Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu bertakwa pada Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” QS. Al Baqarah 185 اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ Tema yang kita bahas kali ini adalah seputar pemuda agar penyemangat bagi mereka untuk segera bangkit dari tidur-tidur mereka. Kita lihat dalam khutbah Idul Fitri kali ini siapakah di antara mereka yang benar-benar mulia dan bagaimana penyimpangan saat ini serta bagaimana bandingan dengan anjuran Nabi shallallahu alaihi wa sallamdan keadaan pemuda pada masa emas Islam pada masa sahabat Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Moga Allah beri taufik dan hidayah bagi semua. اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ Ini hadits pertama yang membicarakan tentang pemuda. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam, beliau shallallahu alaihi wa sallambersabda, “Tujuh golongan yang dinaungi Allah dalam naungan-Nya pada hari di mana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya di antaranya وَشَابٌّ نَشَأَ بِعِبَادَةِ اللهِ “Seorang pemuda yang tumbuh dewasa dalam beribadah kepada Allah,”HR. Bukhari, no. 1423 dan Muslim, no. 1031 Kalau sifat pemuda saat ini zaman now Israf dan tabdzir israf adalah memanfaatkan sesuatu berlebih dan tabdzir adalah memanfaatkan sesuatu kepada tempat yang tidak pantas atau maksiat Pemudinya buka-bukaan aurat Waktu banyak habis dengan hal yang sia-sia Senangnya mabuk-mabukan Senangnya pacaran hingga berzina Takut untuk menikah, namun senang berzina Pemuda malas berjamaah di masjid Paling durhaka kepada orang tua dan senang membentak orang tuanya Kurang berada dalam majelis ilmu tidak pernah mau menuntut ilmu agama Sebenarnya Allah kagum kepada pemuda yang berada di jalan yang lurus Dari Uqbah bin Amir radhiyallahu anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ لَيَعْجَبُ مِنَ الشَّابِّ لَيْسَتْ لَهُ صَبْوَةٌ “Sungguh Allah sangat mengagumi seorang pemuda yang tidak menyimpang dari kebenaran.” HR. Ahmad, 4151. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa hadits ini hasan lighairihi Lihatlah amanah besar yang diberikan kepada para pemuda pada masa silam Abu Bakar pernah berkata kepada Zaid bin Tsabit dan ketika itu hadir pula Umar bin Al-Khattab, إِنَّكَ رَجُلٌ شَابٌّ عَاقِلٌ وَلاَ نَتَّهِمُكَ ، كُنْتَ تَكْتُبُ الْوَحْىَ لِرَسُولِ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – فَتَتَبَّعِ الْقُرْآنَ فَاجْمَعْهُ “Engkau itu seorang pemuda yang cerdas dan kami pun tidak ragu padamu, engkau dahulu pernah menulis wahyu Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, telusurilah Al-Qur’an lalu kumpulkanlah.” HR. Bukhari, no. 4679 Ini juga pujian dari Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu anhu pada seorang pemuda seperti Zaid bin Tsabit yang diberi amanah untuk mengumpulkan Al-Qur’an. Para pemuda harusnya menjauhi maksiat sejak masa muda, balasannya Allah akan menjaganya ketika tua Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah memberi nasehat pada Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma, يَا غُلاَمُ إِنِّى أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ احْفَظِ اللَّهَ يَحْفَظْكَ “Wahai anak kecil, jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu.” HR. Tirmidzi, no. 2516 dan Ahmad, 1293. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan. Pemuda tujuh tahun sudah menjadi imam shalat Amr bin Salimah pernah menjadi imam sejak usia belia. Sebagaimana disebutkan dalam Shahih Bukhari hadits berikut, Amr bin Abi Salimah menyatakan bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, صَلُّوا صَلاَةَ كَذَا فِى حِينِ كَذَا ، وَصَلُّوا كَذَا فِى حِينِ كَذَا ، فَإِذَا حَضَرَتِ الصَّلاَةُ ، فَلْيُؤَذِّنْ أَحَدُكُمْ ، وَلْيَؤُمَّكُمْ أَكْثَرُكُمْ قُرْآنًا » . “Lakukanlah shalat ini pada waktu ini dan shalat itu pada waktu itu. Jika waktu shalat sudah masuk, hendaklah salah seorang dari kalian mengumandangkan azan dan yang paling banyak hafalan Qur’annya hendaklah menjadi imam.” Amr lantas mengatakan, فَنَظَرُوا فَلَمْ يَكُنْ أَحَدٌ أَكْثَرَ قُرْآنًا مِنِّى ، لِمَا كُنْتُ أَتَلَقَّى مِنَ الرُّكْبَانِ ، فَقَدَّمُونِى بَيْنَ أَيْدِيهِمْ ، وَأَنَا ابْنُ سِتٍّ أَوْ سَبْعِ ، سِنِينَ “Mereka semua saling memandang. Ketika itu tidak ada yang punya hafalan Qur’an yang lebih banyak dari diriku, karena sudah banyak mendapatkan hafalan dari para pengendara dahulu. Mereka pun mengajukan diriku sebagai imam bagi mereka, padahal aku masih berusia enam atau tujuh tahun.” HR. Bukhari, no. 4302 Para pemuda yang benci kepada orang kafir, bukan senang menyerupai mereka Abdurrahman bin Auf radhiyallahu anhu menceritakan, “Ketika Perang Badar aku berada di tengah saja dari sisi kanan dan kiriku muncul dua orang pemuda yang masih sangat belia. Aku berharap seandainya saat itu aku berada di antara tulang-tulang rusuk mereka untuk melindungi mereka, pen.. Salah seorang dari mereka mengedipkan mata kepadaku dan berkata, “Wahai paman, engkau kenal Abu Jahal?” Kukatakan kepadanya, “Anakku, apa yang akan kau perbuat dengannya?” Pemuda itu kembali berkata, “Aku mendengar bahwa ia telah mencela Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Aku pun bersumpah kepada Allah seandainya aku melihatnya niscaya aku akan membunuhnya atau aku yang akan mati di tangannya.” Aku pun tercengang kaget dibuatnya. Lalu pemuda yang satunya lagi mengedipkan mata kepadaku dan mengatakan hal yang sama kepadaku. Seketika itu aku melihat Abu Jahal berjalan di tengah kerumunan orang. Aku berkata, “Tidakkah kalian lihat? Itulah orang yang kalian tanyakan tadi.” Mereka pun saling berlomba mengayunkan pedangnya hingga keduanya berhasil membunuh Abu Jahal.” Kemudian mereka menghadap Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam dan memberitahukan kepada beliau. Maka beliau bertanya, “Siapakah di antara kalian berdua yang membunuhnya?” Keduanya mengacung lalu mengatakan, “Saya yang telah membunuhnya.” Rasul shallallahu alaihi wa sallam lantas bertanya, “Apakah kalian sudah membersihkan pedang kalian?” Mereka menjawab, “Belum.” Perawi berkata, “Lalu beliau memeriksa pedang mereka dan bersabda, كِلاَكُمَا قَتَلَهُ Kalian berdua telah membunuhnya.’” Kemudian beliau memutuskan bahwa harta rampasannya untuk Mu’adz Ibnu Amr Ibnu al-Jamuh. Kedua pemuda itu adalah Mu’adz bin Afra’ dan Mu’adz bin Amr bin Al-Jamuh.HR. Bukhari, no. 3141 dan Muslim, no. 1752 Cara membahagiakan orang tua Atha’ pernah ditanya oleh seseorang yang ibunya meminta kepadanya untuk shalat wajib dan puasa Ramadhan saja tidak ada amalan sunnah, pen., apakah perlu dituruti. Atha’ mengatakan, “Iya tetap dituruti perintahnya tersebut.” Al-Birr li Ibnil Jauzi, hlm. 67. Dinukil dari Kitab Min Akhbar As-Salaf Ash-Shalih, hlm. 398 Usamah bin Zaid, seorang sahabat yang dirinya dan orang tuanya disayangi oleh Rasul shallallahu alaihi wa sallammenyatakan bahwa ia memiliki seribu pohon kurma. Ia memang sengaja mempercantik atau merapikannya. Lalu ada yang berkata pada Usamah, kenapa bisa sampai lakukan seperti itu. Usamah menjawab bahwa ibunya sangat suka jika melihat keadaan kebun kurma itu indah, maka ia melakukannya. Apa saja hal dunia yang diminta oleh ibunya, ia pasti memenuhinya. Al-Birr li Ibnil Jauzi, hlm. 225. Dinukil dari Kitab Min Akhbar As-Salaf Ash-Shalih, hlm. 396 Nikah muda itu jadi ajaran Nabi, bukan menunda nikah, bukan takut menikah, bukan orang tua persulit nikah hingga mapan Dari Alqamah, ia berkata bahwa ia pernah berjalan bersama Abdullah di Mina. Lantas Abdullah bertemu dengan Utsman. Ia pun berdiri bersama Utsman kemudian berbincang-bincang, Utsman berkata pada Abdullah, “Wahai Abu Abdirrahman, kenapa engkau tidak menikahi seorang gadis saja yang masih muda supaya ia mengingatkanmu pada masa lalumu.” Abdullah mengatakan, “Dorongan untuk menikah seperti itu pernah disampaikan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pada kami, يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ » “Wahai para pemuda, barangsiapa yang memiliki baa-ah , maka menikahlah. Karena itu lebih akan menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Barangsiapa yang belum mampu, maka berpuasalah karena puasa itu bagai obat pengekang baginya.” HR. Bukhari, no. 5065 dan Muslim, no. 1400. Pemuda kalau menurut ulama Syafi’iyah adalah mereka yang berusia di bawah 30 tahun. Syarh Shahih Muslim, 9154 Dari penjelasan ini, mana sekarang pemuda pemberani? Mana pemuda yang Tidak mau boros dan tidak menyusahkan orang tuanya, mau bekerja dan mandiri? Menutup aurat, bukan umbar aurat? Pintar memenej waktu dan memanfaatkannya untuk kebaikan? Yang tidak gemar bermaksiat? Yang gemar berada di lingkungan yang baik? Yang berani menikah dan tidak cemen, bukan maunya terus berzina? Yang shalat lima waktu rutin di masjid, mengumandangkan azan, dan menjadi imam shalat? Senang berbakti dan berbuat baik kepada kedua orang tua? Senang tholabul ilmu ngaji biar semakin dekat kepada Allah? Kami tunggu pemuda-pemuda pemberani yang moga bangkit segera setelah Ramadhan ini. Aquulu qouli hadza, wastaghfirullaha lii wa lakum wa li saa-iril muslimin innahu huwas sami’ul aliim. Khutbah Kedua Ahmadullah Robbi wa asykuruhu, wa asyhadu alla ilaha illallah wa asyhadu anna Muhammadan abduhu wa rasuluh, Allahumma shalli wa sallim ala nabiyyinaa Muhammad wa ala aalihi wa ash-habihi ajma’in. Jamaah Shalat Ied yang moga senantiasa diberkahi oleh Allah Ta’ala … Hari ini juga punya keistimewaan karena bertemunya dua ied yaitu shalat Idul Fitri dan shalat Jumat. “Ibnu Az-Zubair ketika hari ied yang jatuh pada hari Jum’at pernah shalat ied bersama kami di awal siang. Kemudian ketika tiba waktu shalat Jum’at Ibnu Az-Zubair tidak keluar, beliau hanya shalat sendirian. Tatkala itu Ibnu Abbas berada di Thaif. Ketika Ibnu Abbas tiba, kami pun menceritakan kelakuan Ibnu Az Zubair pada Ibnu Abbas. Ibnu Abbas pun mengatakan, “Ia adalah orang yang menjalankan ajaran Nabi ashobas sunnah.” HR. Abu Daud no. 1071. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih. Dari Jubair bin Nufair, ia berkata bahwa jika para sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallamberjumpa dengan hari ied Idul Fithri atau Idul Adha, pen, satu sama lain saling mengucapkan, “Taqobbalallahu minna wa minkaSemoga Allah menerima amalku dan amal kalian.” Al Hafizh Ibnu Hajar mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan. Fath Al-Bari, 2446 اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ اللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا، وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ، وَنَجِّنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ، وَجَنِّبْنَا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَبَارِكْ لَنَا فِي أَسْمَاعِنَا، وَأَبْصَارِنَا، وَقُلُوبِنَا، وَأَزْوَاجِنَا، وَذُرِّيَّاتِنَا، وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ، وَاجْعَلْنَا شَاكِرِينَ لِنِعَمِكَ مُثْنِينَ بِهَا عَلَيْكَ، قَابِلِينَ لَهَا، وَأَتِمِمْهَا عَلَيْنَا اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى ، والتُّقَى ، والعَفَافَ ، والغِنَى اللَّهُمَّتَقَبَّلْ صِيَامَنَا وَقِيَامَنَا وَتِلاَوَتَنَا إِنَّكَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا اللَّهُمَّ أكْثِرْ أَمْوَالَنَا، وَأَوْلاَدَنَا، وَبَارِكْ لَنَا فِيمَا أَعْطَيْتَنَا وَأطِلْ حَيَاتَنَا عَلَى طَاعَتِكَ، وَأحْسِنْ أَعْمَالَنَا وَاغْفِرْ لَنَا رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ Taqabbalallahu minna wa minkum shalihal a’mal. Kullu aamin wa antum bi khair. — Diselesaikan pada Jumat pagi, 1 Syawal 1439 H 15-06-2018 di rumah tercinta Dusun Warak, Desa Girisekar, Panggang, Gunungkidul, persiapan Khutbah Ied di Pesantren Darush Sholihin Oleh Muhammad Abduh Tuasikal Artikel Khutbah Jumat Akhir Tahun 2020 ini mengambil tema Bekal Ruhiyah Menghadapi Pandemi dan Resesi. Bersumber dari Surat Asy Syura ayat 19 dan 20. Mengapa mengambil tema tersebut? Karena akhir tahun ini kita masih berada dalam kondisi pandemi. Sudah begitu, ekonomi kita juga mengalami resesi. Sedangkan untuk tema muhasabah, sudah tersedia di Khutbah Jumat Rabiul Akhir yang bertemakan Muhasabah Berujung Jannah. Khutbah Pertama dari Khutbah Jumat Akhir TahunKeyakinan Soal RezekiMengejar AkhiratKhutbah Kedua Khutbah Jumat Akhir Tahun Khutbah Pertama dari Khutbah Jumat Akhir Tahun إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا . مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِىَ لَهُ . وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ . اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا Jamaah Jum’at hafizhakumullah,Saat ini kita sudah berada di bulan terakhir tahun 2020. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, tahun ini seakan hening dengan adanya pandemi virus corona. Mulai awal tahun hingga kini kita di penghujungnya, masa yang kita hadapi masih masa pandemi. Pandemi yang berkepanjangan, membawa banyak dampak termasuk di bidang ekonomi. Sehingga saat ini kita berada pada dua kondisi pandemi dan resesi. Tidak sedikit orang yang mengalami kekhawatiran bahkan depresi menghadapi pandemi dan resesi. Bahkan kita dapatkan dalam berita, ada yang sampai bunuh diri. Na’udzu billah min dzalik. Berbeda dengan mereka, orang-orang yang beriman, insya Allah akan terhindar dari depresi. Sebab ia memiliki keimanan dan berada dalam bimbingan Al Qur’an. Al Qur’an memberikan pedoman terbaik dalam menghadapi segala situasi. Termasuk saat pandemi dan resesi semacam ini. Di antaranya pedoman itu, ada pada Surat Asy Syura ayat 19-20. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman اللَّهُ لَطِيفٌ بِعِبَادِهِ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ الْقَوِيُّ الْعَزِيزُ . مَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الْآَخِرَةِ نَزِدْ لَهُ فِي حَرْثِهِ وَمَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ مِنْهَا وَمَا لَهُ فِي الْآَخِرَةِ مِنْ نَصِيبٍ Allah Mahalembut terhadap hamba-hamba-Nya; Dia memberi rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki dan Dia Mahakuat, Mahaperkasa. Barangsiapa menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambahkan keuntungan itu baginya dan barangsiapa menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian darinya keuntungan dunia, tetapi dia tidak akan mendapat bagian di akhirat. QS. Asy Syura 19-20 Keyakinan Soal Rezeki Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,Allah mengingatkan kepada kita semua, bahwa Dialah Al Lathif. Syaikh Wahbah Az Zuhaili menjelaskan, “Allah berlaku lembut dan halus kepada seluruh hamba-Nya, baik yang shalih maupun yang durhaka. Mengaruniai mereka rezeki dan tidak membinasakan mereka atas berbagai kemaksiatan yang diperbuat.” Dengan kemahalembutan-Nya, tak ada satu pun yang luput dari anugerah-Nya. Semua orang Dia anugerahi rezeki. Semua makhluk Dia beri rezeki. Bahkan yang kafir dan durhaka sekali pun. Maka jangan pernah khawatir dengan rezeki. Jangan pernah depresi menghadapi resesi. Sebab Allah menjadim rezeki tiap hamba-Nya. Tidaklah seorang hamba hidup, melainkan rezeki dari Allah akan terus turun kepadanya. Hingga saat ajalnya tiba, saat itu sempurnalah seluruh rezeki dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dalam menjelaskan ayat 19 dari Surat Asy Syura ini, Ibnu Katsir menghubungkan dengan firman Allah dalam Surat Hud ayat 6 وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا Dan tidak ada suatu makhluk melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya… QS. Hud 6 Maka sekali lagi, jangan pernah takut tidak bisa makan. Jangan pula karena kekhawatiran itu lalu mengambil jalan haram. Ingatlah, Allah telah menjamin rezeki hamba-Nya. Yang kita lakukan tinggal berikhtiar menjemputnya. وَهُوَ الْقَوِيُّ الْعَزِيزُ ..dan Dia Mahakuat, Mahaperkasa. QS. Asy Syura 19 Dialah Yang Maha Kuat sehingga anugerah-Nya tidak terbatas. Anugerah-Nya bukan karena Dia lemah hingga ingin mengambil hati yang diberi. Dialah Yang Maha Perkasa. Tidak ada yang bisa menghalangi kehendak-Nya. Termasuk saat Dia memberikan rezeki kepada hamba-Nya. Mengejar Akhirat Setelah kita yakin dan tenang soal rezeki, hendaklah dalam kondisi pandemi dan resesi semacam ini, kita semakin teguh beribadah kepada-Nya. Mengikhlaskan setiap amal, hanya Allah Subhanahu wa Ta’ala yang kita tuju dan kita harap ridha-Nya. مَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الْآَخِرَةِ نَزِدْ لَهُ فِي حَرْثِهِ وَمَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ مِنْهَا وَمَا لَهُ فِي الْآَخِرَةِ مِنْ نَصِيبٍ Barangsiapa menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambahkan keuntungan itu baginya dan barangsiapa menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian darinya keuntungan dunia, tetapi dia tidak akan mendapat bagian di akhirat. QS. Asy Syura 19-20 Ayat ini menjadi pemandu kita. Setiap saat, setiap kondisi, terlebih di saat seperti ini, kita harus terus memperbarui niat. Tajdiidun niyyah. Agar senantiasa ikhlas, senantiasa menginginkan akhirat dalam amal dan perbuatan kita. Jika niat kita mencari akhirat, bukan saja akan dibalas, tetapi Allah menggunakan istilah nazid lahu fii hartsih. Kami tambahkan keuntungan itu baginya. Di dunia kita mendapat keberkahan. Dan pahala di akhirat akan dilipat gandakan. Sungguh betapa Allah Maha Pemurah dan Penyayang, kebaikan yang dilakukan seorang hamba tidak dibalas dengan satu kebaikan melainkan 10 kali lipat. Bahkan 700 kali lipat seperti keutamaan sedekah. Bahkan ilaa maasya Allah, hingga batas yang dikehendaki Allah. Namun betapa ruginya jika dalam kondisi seperti ini, di mana banyak kematian tiba-tiba, banyak yang meninggal setelah positif corona, lalu kita beramal hanya untuk tujuan dunia. Mungkin kita akan mendapatkan sedikit keuntungan dunia. Wa maa lahu fil aakhirati min nashiib. Tetapi dia tidak akan mendapat bagian di akhirat. Ibnu Katsir menjelaskan ayat ini. “Siapa beramal untuk akhirat, Kami menguatkannya untuk melakukan apa yang menjadi tujuan niatnya, maka Kami akan mengembangkan keuntungannya dan membalasnya dengan pahala satu kebaikan berbalas 10-700 kali lipat. Ila masya Allah. Namun siapa yang tujuan amalnya hanya semata-mata mencari keuntungan duniawi, maka Allah haramkan baginya keuntungan di negeri akhirat.” Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda مَنْ سَمَّعَ سَمَّعَ اللَّهُ بِهِ ، وَمَنْ يُرَائِى يُرَائِى اللَّهُ بِهِ Barangsiapa yang berlaku sum’ah, maka diperlakukan sum’ah oleh Allah diumumkan aib-aibnya di akhirat. Siapa yang berlaku riya’, maka akan dibalas Allah dengan riya’ diperlihatkan pahala amalnya tapi tidak diberi pahala. HR. Bukhari أَقُوْلُ قَوْلِ هَذَا وَاسْتَغْفِرُوْاللَّهَ الْعَظِيْمِ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ . أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,Di akhirat nanti Allah mendatangkan tiga orang yang amalnya tampak luar biasa. Seorang yang berperang hingga gugur. Seorang hartawan yang banyak berinfak. Dan seorang ahli ilmu yang banyak berdakwah. Namun, ketiganya diseret ke neraka. Bahkan menjadi orang-orang pertama yang masuk neraka. Sebabnya, mereka beramal tidak ikhlas karena Allah melainkan ingin mendapatkan pujian manusia. Sang pejuang ingin disebut pemberani. Sang hartawan ingin disebut dermawan. Sang dai ingin disebut alim. Wa maa lahu fil aakhirati min nashiib. Tetapi dia tidak akan mendapat bagian di akhirat. Semoga Allah menjaga amal-amal kita dari niat yang tidak ikhlas. Semoga Allah memudahkan kita senantiasa mengikhlaskan ibadah hanya kepada-Nya. إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ صَلَّيْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اَللَّهُمَّ باَرِكْ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ باَرَكْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدُّعَاءِ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آَمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ . رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَوَحِّدِ اللَّهُمَّ صُفُوْفَهُمْ، وَأَجْمِعْ كَلِمَتَهُمْ عَلَى الحَقِّ، وَاكْسِرْ شَوْكَةَ الظَّالِمِينَ، وَاكْتُبِ السَّلاَمَ وَالأَمْنَ لِعِبادِكَ أَجْمَعِينَ. اللَّهُمَّ أَنْزِلْ عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَاتِ السَّمَاء وَأَخْرِجْ لَنَا مِنْ خَيْرَاتِ الأَرْضِ، وَبَارِكْ لَنَا في ثِمَارِنَا وَزُرُوْعِنَا وكُلِّ أَرزَاقِنَا يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ . رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ عِبَادَ اللهِ إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ

khutbah jumat tentang pemuda akhir zaman